Tembang sasak // Macam-macam tembang sasak

Sastra sasak 

Sastra sasak merupakan salah satu khazanah / budaya kesusastraan nusantara. suku sasak yang berada di daerah Nusa Tenggara Barat, dan merupakan suku yang kaya akan sastra dan budaya. Beberapa dari mereka yang membuat karya sastra sering mengadakan upacara dan menginap beberapa malam sambil mencari anugrah dari sang dewa, salah satunya tempat yang sering siadakan upacara adalah sumur pitu desa Bentek.

Berdasarkan kepercayaan, Agama, keadaan masyarakat serta pandangan hidup yang mereka miliki terungkap dalam karya sastra mereka yang kental dan kaya akan sastra suci. Diantaranya, karya tulis pada zaman dahulu seperti :Babad Selaparang, Babad Lombok, Babad Praya, Jatiswara, Silsilah Batu Dendeng, Cilinaya, Cupak Gerantang, Dewi rengganis, Dewi Sinarah Hulan, Kertanah, Kotaragama, dll. Dalam perkembangannya, naskah-naskah tersebut banyak diubah ke dalam bentuk puisi yang selanjutnya ditembangkan. 

Tembang-tembang tersebut banyak dipergunakan untuk menulis sastra-sastra seperti Takepan Monyeh, Lontar Demung sandubaya, dan lainnya. Kurang lebih ada enam tembang yang biasa ditembangkan oleh suku sasak pada masa dulu yaitu : tembang Maskumambang, tembang Asmarandana, tembang Dangdang, tembang Sinom, tembang Pangkur dan tembang Durma.

.Macam Tembang

Mengenai tembang-tembang Sasak menggunakan tembang yang sudah pakem, yaitu bersumber dari tembang ciptaan para Wali. Perhatikanlah tembang Dangdang Gule berikut ini :

1. Tembang sinom awit karye dining Sunan Giri 
2. Dangdang Gule saking Sunan Bonang 
3. Tembang Maskumambang Sunan Prapen 
4. Asmarandane saking Sunan Kudus 
5. Tembang Durme saking Sunan Gunung Jati
6. Tembang Kinanti Sunan Dradjat 
7. Sunan Kalijaga puh tembang pangkur 
8. Karye pujangge pare Wali Allah 
9. Sedayane saking pulau Tanah Jawi
10. Karye tulis amal ugame